Kamis, 24 Maret 2016

Diskusi kelas



DISKUSI TENTANG PERBEDAAN
PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN KUANTITATIF


Kelompok 3 :

1.      Khoirunnisa                (1400002025)
2.      Anwardiani I.J            (1400002029)
3.      Yulian Wibawanti       (1400002043)
4.      Yuni Nor Vitasari        (1400002016)
5.      Nurul Faizah               (1400002032)
6.      Ulfah Lailiyah             (1400002047)

Penelitian Kualitatif

Contoh permasalahan:                     
 Penelitian kehidupan dan pendidikan masyarakat Badui Dalam didaerah Banten.

Soal:
1.      Apa karakteristik penelitian kualitatif diatas?
2.      Apa tujuan penelitian? Membangun teori atau membuktikan teori?
3.      Bagaimana hubungan peneliti dengan obyek atau masyarakat yang diteliti?
4.      Apa yang menjadi alat atau instrumen penelitian?
5.      Bagaimana sifat data yang diperoleh?

Jawaban:
1.      Peneliti terjun langsung kemasyarakat Badui Dalam, untuk melakukan penelitian kehidupan dan pendidikan. Peneliti melakukan penelitian ini tidak hanya 1,2 hari saja melainkan bisa berbulan-bulan tanpa mengubah kehidupan dan keadaan asli di masyarakat Badui Dalam. Dalam meneliti, peneliti tersebut tidak hanya mengamati tetapi berbaur atau ikut serta dalam kegiatan sehari-hari.
Misal: berkebun, becocok tanam, upacara adat, ikut dalam kegiatan pendidikan masyarakat “Badui Dalam”.
2.      Membangun teori, dimana teori tersebut dihasilkan dari observasi atau terjun langsung si peneliti tersebut. Kemudian tujuan peneliti tersebut ingin memahami realita kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, budaya masyarakat Badui, berdasarkan pada tindakan, pikiran dan perasaan yang ditampilkan.
3.      Hubunganya sangat akrab karena selalu berbaur disetiap kegiatan demi tercapainya data yang akurat.
4.      Dirinya sendiri, mewawancarai sendiri. Peneliti harus mempunyai wawasan luas.
5.      Sifat penelitaian Kualitatif :
Naturalistic (alami), Holistic (menyeluruh) dan Deskriptif (menyeluruh).

Penelitian Kuantitatif

Contoh Permasalahan: 
Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua, dan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajara anak, terhadap prestasi belajar anak disekolah.

Soal:
1.      Apa karakteristik penelitian kuantitatif diatas? apa konsep variabel penelitian?
2.      Apa tujuan penelitian kuantitatif diatas? membangun teori atau membuktikan teori (hipotesis)?
3.      Bagaimana hubungan penelitian dengan obyek (kehidupan orang tua dan anak) penelitian dirumah dan sekolah?
4.      Apa yang menjadi alat (instrumen) penelitian ini?
5.      Bagaimana sifat data penelitian yang diperoleh?

Jawaban:
1.      Karakteristik kuantitatif penelitian melakukan perbandingan antara pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dan partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak terhadap prestasi belajar anak disekolah, dilakukan dengan cara pembagian quisioner, dll.
Termasuk variabel interval yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran yang didalam pengukuran itu terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : pretasi belajar, sikap terhadap sesuatu program yang dinyatakan dalam skor, dll.
2.      Mengetahui sejauh mana pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua dan partisipasinya terhadap prestasi anak disekolah. Kondisi sosial ekonomi orang tua dapat dilihat tingkat pendapatan perekonomiannya dan memiliki keterkaitan dengan setara pendidikan atau riwayat pendidikan.
3.      Erat kaitanya antara peneliti dengan objek tidak berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. Akan tetapi dilakukan dengan media yaitu quisioner.
4.      Alat yang digunakan berupa quisioner yang disebarkan kepada orang tua terhadap kegiatan belajar anak. Serta sejauh mana pengaruh orang tua terhadap prestasi anak disekolah. Termasuk variable interval yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang didalam pengukuran itu terhadap satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program yang dinyatakan dalam skor, dll.
5.      Bersifat data diskrit (berupa angka)

http://khoirunnisa0714.blogspot.co.id/ 





















Sabtu, 19 Maret 2016

Kurikulum 1964


 Kurikulum Tahun 1964/ Rencana Pendidikan

Kurikulum 1964/Rencana Pendidikan merupakan kurikulum yang disusun untuk memperbaiki pendidikan bangsa. Rencana pendidikan ini menggunakan sistem yang menekankan pada perkembangan yang seimbang antara pendidikan agama, moral, kecerdasan, rasa keharuan, motorik halus (keprigelan), dan jasmani kuat dan sehat. Penerapan sistem pendidikan ini dilakukan sejak dini yaitu untuk sekolah dasar dan taman kanak-kanak. dengan harapan bangsa yang merdeka mempunyai aturan dan patokan tersendiri dalam membentuk karakter anak bangsanya. Rencana pendidikan ini dinilai masih kaku, lebih menekankan pada penguasaan ilmu daripada perkembangan anak serta metode mengajar dan mendidik yang dilakukan guru disamaartikan dengan metode menyampaikan ilmu pengetahuan. Rencana pendidikan ini didalamnya terjadi pemisahan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain contohnya ilmu bumi dipisahkan dari sejarah dan kewarganegaraan, ilmu alam dipisahkan dari ilmu hewan dan ilmu tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
Isi rencana pendidikan untuk taman kanak-kanak menekankan pada 3 hal
a.  Pengembangan dan pemupukan sifat-sifat termasuk pembentukan kebiasaan-kebiasaan, sebagai manusia Pancasila.
b.   Memperkembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan anak-anak dan masyarakat di dalam usaha mencipatakan masyarakat adil dan makmur
c.   Memperkembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan anak-anak dan masyarakat di dalam usaha mencipatakan masyarakat adil dan makmur.

Dengan rencana pendidikan ini diharapkan anak-anak akan menjadi pribadi yang berusaha memajukan masyarakat indonesia ke arah yang lebih baik, adil, dan makmur. Materi daam pembelajaran hanya alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama bukan tujuan diri sendiri. Pendidikan pada masa kurikulum 1964 ini disebut juga dengan sistem pantjawardhana atau lima aspek perkembangan yang meliputi: perkembangan moral (nasional/internasional/agama), perkembangan kecerdasan, perkembangan emosional-artistik, perkembangan keprigelan, dan perkembangan jasmani.
Tujuan pendidikan pada kurikulum tahun 1964 ini adalah untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap tujuan-tujuan yang telah tercapai, bagi anak usia dini diarahkan dan dibentuk sifat-sifatnya menjadi  manusia sosialis Indonesia, dimana kesiapan mental, pemupukan budi pekerti yang luhur perlu dibentuk dalam kehidupan anak sehari-hari. Program kegiatannya adalah 5 aspek perkembangan panjtawardhana yang telah disebutkan di atas dimana kelima aspek tersebut saling mengisi satu dengan yang lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan.
Penyelenggaraan pendidikan dalam taman kanak-kanak mengarah kepada pengembangan bakat anak yang hasilnya nanti disumbangkan kembali ke masyarakat untuk kebahagiaan masyarakat itu sendiri. Tugas guru dalam penyelenggaraan pendidikan ini adalah menyiapkan suatu perencanaan, memperhatikan pribadi anak, menyediakan permainan-permainan yang digunakan dalam pembelajaran, serta melakukan observasi penyusunan rencana pembelajaran itu sendiri. Pembagian kelompok pembelajaran menurut kurikulum 1964 didasarkan menurut umur yaitu kelas TK bagi anak yang berumur kurang dari 5 tahun dan kelas persiapan bagi anak yang lebih dari 5 tahun.
 Prinsip kegiatannya fleksibel dalam artian ketika anak bosan dengan permainan yang dilakukannya maka sikap guru harus berusaha mengalihkan ke permainan selanjutnya, menjaga suasana kelas yang kondusif dan seperti suasana di rumah, permainan harus sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, adanya berbagai macam permainan dan alat yang mendukung permainan baik perseorangan maupun kelompok, serta permainan bersifat bebas terpimpin. Sedangkan untuk penilaian dalam kurikulum tahun 1964 tidak berbeda jauh dengan kurikulum lain yaitu penilaian dilakukan selama proses kegiatan berupa mengawasi, membantu anak yang kesulitan, serta mencatat kemajuan dan hal-hal yang perlu diperhatikan pada diri anak.