Rabu, 21 Desember 2016

Pelajaran bagi semut kecil



PELAJARAN BAGI SEMUT KECIL
       
        “Lifa...!” suara Kakek memanggil nama cucunya.
Lifa adalah seekor semut kecil yang hidup di dekat hutan. Lifa merupakan semut yang pintar dan riang. Lifa hidup bersama Kakeknya. Pagi itu, Lifa sedang tertidur di kamarnya. Ia mendengar kakek memanggilnya, dan ia pun terbangun dari tempat tidurnya dan menghampiri Kakek yang berada di belakang rumah.
        “Iya kakek, ada apa?” jawab Lifa.
        “Kemarilah Lifa, lihat! Hari sudah mulai siang. Apakah kau bisa membantu kakek mencari makanan di hutan?” ajak kakek.
Selama ini Lifa belum pernah diajak ke hutan oleh Kakeknya, tentu saja ia sangat senang sekali. Ia sangat penasaran dengan semua binatang yang hidup di hutan. Ia berharap akan mendapat teman baru ketika di hutan nanti.
        “Benarkah Kakek ingin mengajakku? Tentu aku akan membantumu Kakek, aku juga ingin sekali bertemu dengan binatang-binatang lain di hutan. Semoga Lifa mendapat teman baru ya Kek?” jawab Lifa dengan gembira.
        “Iya Lifa, Kakek yakin banyak teman yang akan kau temui nanti. Musim hujan akan segera tiba, kita harus mengumpulkan banyak makanan untuk simpanan selama musim hujan nanti.” ujar kakek.
        “Oke Kakek! Tapi Lifa mau mencuci muka dulu ya kek.” sambung Lifa.
Setelah mencuci muka, Lifa dan kakek bergegas berangkat ke hutan. Lifa sangat senang sekali, ia melihat berbagai binatang yang belum pernah ia temui sebelumnya. Di tengah perjalanan, Lifa melihat seekor burung terbang dan membawa semak-semak ke atas pohon.
        “Kakek lihatlah! Burung itu, ia sedang membuat apa dengan rumput kering itu?” tanya Lifa dengan  penasaran.
Kakek pun tersenyum dengan lebar, melihat tingkah Lifa yang sangat penasaran dengan segala sesuatu yang ia lihat. Lalu, Kakek pun menjawab pertanyaan cucunya tersebut.
        “Burung tersebut sedang membuat rumahnya Lifa.” jawab kakek.
        “Lifa tidak mengerti, kenapa burung membuat rumah dengan semak-semak kering?” tanya Lifa lagi.
        “Burung memang membuat rumah dengan semak-semak kering itu Lifa, ia menyusunnya hingga menjadi bentuk yang mereka inginkan dan dijadikan tempat tinggal mereka.” jelas Kakek.
        “Wahh... seperti itu ternyata, burung itu sangat sabar ya kek, membawa semak-semak tersebut dan menyusunnya.” kagum Lifa.
Kakek selalu tersenyum setiap kali Lifa bertanya tentang semua binatang yang ia temui di hutan. Tidak lama kemudian, Lifa melihat binatang yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Binatang tersebut berbadan tinggi sekali, warna kulitnya belang-belang seperti macan, akan tetapi berleher panjang.
        “Kakek lihatlah! Binatang apa itu? ia berbadan tinggi dan kulitnya belang-belang.”, tanya Lifa penuh semangat.
Kakek pun mejawab, “Itu adalah binatang jerapah Lifa.”
        “Apa ia akan memakan Lifa,” tanya Lifa lagi yang mulai takut kepada binatang tersebut.
        “Tentu saja tidak sayang. Jerapah adalah binatang pemakan rumput dan dedaunan, tentu ia tidak akan memakan kita.” jelas kakek.
Lifa dan kakek pun melanjutkan perjalanan. Dan sampailah mereka ke tempat yang terdapat banyak sekali makanan. Disana terdapat buah-buahan ada rambutan, pepaya, dan macam buah lainnya.
        Saat asyik mengumpulkan makanan, Lifa melihat binatang Jerapah yang ia lihat di tengah perjalanan tadi. Jerapah tersebut sedang memakan daun-daunan di pucuk pohon yang tidak jauh dari tempatnya mengumpulkan makanan. Lifa yang penasaran akan Jerapah langsung menghampiri Jerapah tersebut.
        “Hai Jerapah, bolehkah aku berkenalan denganmu?” tanya Lifa mencoba akrab.
Si Jerapah tidak mendengar suara Lifa yang sangat lirih baginya. Lifa pun menyapa si Jerapah untuk kedua kalinya.
        “Hai Jerapah..! aku Lifa si semut kecil, aku ingin berkenalan denganmu.!” ucap Lifa dengan nada keras.
Namun Jerapah tidak juga melihat si semut yang terus memanggilnya. Lifa yang merasa jengkel, ia secara spontan menggigit kaki jerapah tersebut.
        “Arrrhhggg...!!!” teriak Jerapah kesakitan. “Hai semut kecil, apa yang kamu lakukan? Kenapa kau menggigit kakiku?” tanya Jerapah penasaran.
        Lifa yang dari tadi memanggil jerapah pun marah dan menjawab dengan ketus, “aku dari tadi memanggilmu, tapi kamu tidak mau melihatku, kenapa kau sombong sekali?”
Dari kejauhan kakek melihat Lifa sedang bercakap-cakap dengan Jerapah di bawah pohon. Kakek sangat penasaran dengan apa yang Lifa dan Jerapah bicarakan. Akhirnya kakek menghampiri Lifa dan jerapah.
        “Apa yang terjadi Lifa?” tanya kakek kepada cucu kesayangannya.
        “Lihatlah kek, aku ingin berkenalan dengan Jerapah tapi ia sombong sekali tidak mau menoleh ke arahku.” jawab Lifa dengan memalingkan kepalanya ke arah lain.
        “Apakah itu benar Jerapah?” tanya Kakek kepada jerapah.
        “Oh tidak kakek semut, aku tadi sedang makan daun yang ada di atas pohon, jadi aku tidak mendengar suara cucumu.” jawab Jerapah dengan bijak.
Lalu Kakek menjelaskan kepada Lifa bahwa Jerapah tidak mendengar suara Lifa yang sangat lirih.
        “Dengar lah Lifa sayang, Jerapah tadi tidak mendengar suaramu. Semut memang berbadan kecil Lifa, jadi kita harus mendekat ke arah Jerapah agar Jerapah mendengar apa yang kita bicarakan.” jelas Kakek.
Lifa manggut-manggut mendengar penjelasan Kakek. Lifa terlihat sangat menyesal karena telah menuduh jerapah yang tidak-tidak.
        “Maafkan aku Jerapah, aku telah menggigitmu dan menuduhmu sombong, padahal kamu benar-benar tidak mendengarku.” maaf Lifa kepada Jerapah.
        Akhirnya Lifa dan jerapah saling memaafkan, lalu mereka mencari makan bersama-sama dengan kakek dan semut-semut yang lainnya.

        Ulfah Lailiyah
(1400002047)

Rabu, 15 Juni 2016

laporan lapangan BK



LAPORAN LAPANGAN BIMBINGAN KONSELING

Anak yang Pemarah

Nama          : Ulfah Lailiyah (1400002047)

Prodi/ sem  : PGPAUD / IV A

Universitas :Ahmad Dahlan Yogyakarta


A.    Identitas
1.     Identitas Subjek
Nama                                                :  Faishal
Jenis Kelamin                        :  Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir           :  Palembang, 16-06-2009
Umur                                     :  6 thn
Suku Bangsa                         :  Jawa
Agama                                  :  Islam
Alamat                                  :  Palembang
Urutan Kelahiran                  : anak ke 2 dari 2 bersaudara

2.      Identitas Orangtua

Ayah
Ibu
Nama
Usia
Suku Bangsa
Agama
Pendidikan Terakhir
Alamat
Urutan Kelahiran
Lukmanudin
37
Jawa
Islam
S-1
Palembang
Ke 1 dari 8
Siti Muhimah
36
Jawa
Islam
S-1
Palembang
Ke 10 dari 10

B.     Permasalahan
            Gracinia (2005:8) menyatakan bahwa “Marah adalah emosi manusia yang alami dan dialami oleh setiap manusia.” Marah bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Kita bisa marah kepada orang lain karena tingkah lakunya, ataupun terhadap sesuatu yang kurang menyenangkan dan membuat kita tidak nyaman. Tidak ada yang salah dengan marah. Masalahnya adalah bagaimana kita mengungkapkan kemarahan tersebut.
            Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi pribadi yang pemarah diantaranya:
a.       Meniru perilaku orang tua
b.      Keinginan yang tidak dituruti orang tua
c.       Rasa ingin tahu yang tidak terjawab
d.      Ketakutan dan kegelisahan
e.       Gangguan susana hati
f.       Mencari perhatian
g.      Menunjukkan ketidaksukaannya akan sesuatu.(GelombangOtak.com)

Anak adalah peniru ulung. Apa saja yang dilakukan anak adalah refleksi dari apa yang ia lihat di lingkungan sekitarnya, entah itu dari orangtuanya, saudaranya, maupun teman-temannya. Termasuk hal didalamnya adalah memukul, mencubit, maupun menjadi pribadi yang pemarah. 
Seringkali marah adalah akibat dari anak tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Dengan keterbatasanyang ia miliki, anak tidak bisa melakukan semua yang ingin ia lakukan. Pada saat itulah sebagian anak tidak memberikan respon kemarahan yang negatif, tetapi ada juga yang masih kesulitan mengatasi rasa frustasinya.
Ada beberapa cara untuk mengatasi anak yang pemarah menurut The baby Book karangan William dan Martha Sears, yaitu:
a.           Mempelajari hal yang menyebabkan anak marah
b.          Memberikan contoh sikap tenang padanya
c.           Ketahui siapa yang sedang marah
d.          Usahakan untuk tetap tenang meskipun berada di tempat umum
e.           Memeluk dan merangkulnya erat
f.           Menahan diri adalah terapi yang baik.

Sebelum memulai konseling atau mengatasi permasalahan anak, sebaiknya kita harus mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh anak. Karena jika ia masih marah-marah kemungkinan anda akan terpancing untuk ikut marah. Menasihati anak pada saat dia sedang dalam kondisi tenang, akan lebih diserap dan diterima oleh otaknya, sehingga anak akan menurut/mengerti apa yang disampaikan orangtuanya.  Seperti halnya, saat menyelesaikan suatu masalah, ketika menyelesaikannya dengan kepala dingin, tenang, dan menggunakan pikiran jernih, maka masalah akan dapat lebih mudah terlesaikan dengan solusi yang tepat.




C.    Tujuan
            Tujuan dilakukannya bimbingan konseling ini adalah untuk mengetahui apa faktor yang menyebabkan anak menjadi pribadi yang pemarah, untuk mengetahui cara mengatasi anak, dan apa yang harus dilakukan orang tua dalam menghadapi anak yang pemarah. Tujuan selanjutnya yaitu untuk memenuhi tugas Bimbingan Konseling Anak Usia Dini (BK AUD).

D.    Proses Pengumpulan Data
Tabel 1. Prosedur Pengambilan Data
No
Tgl & Waktu
Kegiatan
Tujuan
Tempat
1.
6 juni 2015 
15.00 – 15.30
Wawancara Orangtua (telepon)
Mengetahui masalah yang dialami subjek
Di asrama
2.
7 juni 2015
16.10 – 16.30
Wawancara Anak (telepon)
Mengetahui kondisi subjek
 Di asrama

E.     Hasil Konseling
1.      Konseling Pada Anak
         Anak yang saya observasi ini adalah tipikal anak yang pemalu dan pendiam. Ia adalah pribadi yang sensitif dengan orang lain, apalagi dengan orang yang baru ia kenal. Orang dewasa yang baru ia kenal tidak langsung bisa akrab dengan anak tersebut, butuh waktu untuk mendekatinya. Sebenarnya dari pihak orang tua sangat memperhatikan tumbuh kembang anak, yang saya fahami anak ini terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
2.      Konseling Pada Orang Tua
         Dilihat dari laar belakang orang tua anak yaitu S-1 orang tua si anak termasuk pribadi yang tahu bagaimana masalah yang dihadapi anaknya, selain itu mereka juga menggunakan metode penanganan yng tepat pada anak. Dimana anak diajak berdiskusi langsung untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi anak. Bahasa yang digunakan orang tua anak pun bahasa yang mudah dimengerti anak dan lembut. bagaimana cara menghadapi/ menyikapi sifat anak mereka.
  
  1. Pembahasan
Kebiasaan marah orang tua akan berakibat buruk bagi anak-anak mereka. Dari hasil riset terungkap bahwa, orangtua yang mudah marah dan bereaksi berlebihan lebih cenderung memiliki balita yang bertindak di luar batas dan menjadi mudah marah juga (Republika). Selain itu, faktor genetik juga berperan, terutama dalam kasus anak-anak yang berisiko genetik memiliki emosionalitas negatif dari ibu kandung mereka, tetapi dibesarkan di lingkungan yang membuatnya tingkat stresnya rendah atau kurang reaktif. Bisa jadi anak dengan pribadi yang pemarah sebenarnya mereka sedang beradaptasi dengan lingkungan-lingkungan yang ada disekitarnya.
Penanganan untuk kasus ini bisa menggunakan teori sabagai berikut:
John Bowlby menyatakan dalam teorinya “Perkembangan emosi dan perilaku anak mempunyai hubungan dengan kelekatan anak dengan ibunya.” Kedekatan anak dengan ibu sangat menentukan perkembangan emosinya. Wajarnya anak usia dini bergantung pada ibunya, dan membutuhkan kasih sayang yang utuh dari seorang ibu. Sikap ibu juga mempengaruhi bagaimana anak menyikapi rasa emosinya, serta agar anak dapat tetap tenang dalam menghadapi rasa emosinya. Hubungan yang erat antara anak dan ibunya akan berdampak baik bagi perkembangan emosi dan perkembangan-perkembangan anak lainnya.

  1. Kesimpulan
            Anak adalah peniru ulung. Apa saja yang dilakukan anak adalah refleksi dari apa yang ia lihat di lingkungan sekitarnya, entah itu dari orangtuanya, saudaranya, maupun teman-temannya. Termasuk hal didalamnya adalah memukul, mencubit, maupun menjadi pribadi yang pemarah. Akan tetapi marah adalah hal yang wajar dialami oleh setiap aanak. Biasanya anak cenderung pemarah karena keinginannya tidak dituruti oleh orang tuanya atau karena ia ngin mencari perhatian dari orang-orang di sekelilingnya.

  1. Rekomendasi
Untuk orang tua, harusnya memberi perhatian yang lebih terhadap anak yang sering pemarah, mencoba memahami pribadinya. Jika memang anak melakukan hal yang salah, tindakan yang harus dilakukan orang tua adalah mencoba memberikan pengertian kepada anak bahwa yang dilakukannya adalah salah, tentunya dengan bahasa yang bisa diterima oleh anak tersebut.

  1. Daftar Pustaka
Gracinia, Juliska. 2005. Ada Apa Denganmu Sayang? Belajar Memahami Kondisi Hati Anak. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Republika. 2012. “Sering Marah-marah? Inilah yang akan Terjadi pada Anak Anda” (online),http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/parenting/12/05/20/m4b82s-sering-marahmarah-inilah-yang-akan-terjadi-pada-anak-anda,diakses tanggal 9 juni 2015.
Abadi, Karya. 2014.  “Penyebab Anak Sering Marah dan Mengamuk” (online), http://www.gelombangotak.com/Penyebab-Anak-Sering-Marah-Mengamuk.htm, diakses tanggal 10 juni 2015.



Praktik TPP



NAMA            : Ulfah Lailiyah
NIM                : 1400002047

1.      Usia anak 4-5 tahun
Tingkat pencapaian perkembangan :
“Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kanan/lengkung kiri, miring kanan/miring kiri, dan lingkaran.”
a.       Kegiatan Awal
Ø  Mengucapkan salam, termasuk menanyakan kabar mereka dan apakah mereka senang atau tidak belajar lagi.
Ø  Berdoa bersama
Ø  Mengabsen anak dan menanyakan apakah ada teman mereka yang tidak berangkat
Ø  Menyanyikan lagu ‘Dodoli Dodoli Preet’
Dodoli dodoli preet.. suara mobilku
Rodanya dari karet warnanya biru
Dodoli dodoli preet supir sendiri
Di stop pak polisi harus berhenti

b.      Kegiatan Inti
Ø  Mengenalkan tema yang akan dibahas yaitu mengenal macam-macam kendaraan mobil
Ø  Mengkondisikan anak dengan mengajak ia mengikuti kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal berbagai macam kendaraan mobil dan kegunaannya.
Ø  Selanjutnya anak diminta untuk menggambar mobil favorit mereka di atas kertas putih yang telah disediakan guru.
Ø  Setelah itu, anak diminta untuk menyebutkan nama mobil yang mereka gambar dan menyebutkan alasan mereka menggambarnya.

c.       Kegiatan Penutup
Ø  Menanyakan kepada anak apa saja yang baru mereka lakukan selama pembelajaran, seperti membahas apa, kegunaannya, dan apa yang mereka gambar.
Ø  Menyanyikan lagu ‘Dodoli Dodoli Preet’
Ø  Mengingatkan anak kegiatan apa yang akan dibahas esok hari
Ø  Menutup kegiatan dengan do’a dan salam sampai jumpa lagi.

2.      Alat dan Bahan yang Digunakan
-          Kertas bergambar macam-macam mobil
-          Pensil, penghapus dan pensil warna/ krayon
-          Buku gambar